Minggu, 17 Februari 2013

Normalisasi Kali Pakin, Puluhan Bangunan Dibongkar


Jakarta-Upaya normalisasi kali dan saluran air terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Salahsatunya dengan mengeruk sampah dan lumpur yang ada di Kali Pakin, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (17/2/2013) lalu.

Pengerukan dilakukan agar aliran air di Kali Pakin menuju waduk Pluit tidak terhambat. Sehingga bila hujan turun Kali Pakin tidak meluap ke jalan. Namun, agar normalisasi berjalan lancar, dilakukan terlebih dahulu pembongkaran terhadap bangunan-bangunan liar yang berdiri di bantaran kali sebanyak 40 bangunan ilegal dibongkar paksa petugas.

Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan alat berat. Tidak ada perlawanan dari para pemilik bangunan dalam penertiban ini. Mereka hanya bisa pasarah melihat bangunannya dibongkar petugas. Terlebih, warga pun sadar jika bangunan mereka telah menyalahi aturan.

Koordinator Pelaksanaan Paska Darurat Banjir Waduk Pluit, Heryanto mengatakan, sebelumnya konidisi Kali Pakin memang memprihatinkan bahkan menyebabkan banjir hingga setinggi 1,5 meter karena kali tersebut tak mampu lagi menampung debit air saat banjir Januari. "Keberadaan bangunan liar di bantaran kali ini sangat mengganggu makanya kita bongkar. Sudah ada 40 bangunan yang kami bongkar," ujar Heryanto, Minggu (17/02/2013) lalu.

Pihaknya, kata Heryanto, mengerahkan sebanyak 8 unit eskavator, 10 unit truk dan 4 beko. "Kami juga sudah menyosialisasikan normalisasi kali ini termasuk kepada para pemilik bangunan liar di sepanjang bantaran kali yang ditertibkan. Saat ini, sebagian penghuni bangunan liar itu sudah pindah ke Rusun Marunda," katanya.

Proyek ini, kata Heryanto, merupakan normalisasi paska banjir dan ini merupakan perintah langsung dari Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo yang mulai dikerjakan sejak 21 Januari hingga 21 April 2013.

Kali Pakin menghubungkan ke tiga aliran, yaitu aliran pertama dari Pasar Ikan, Beos, Lintoves, Gajah Mada, Hayam Wuruk, Istiqlal, Ciliwung. Aliran kedua, Pasar Ikan, Hotel Omni Batavia, Kali Krukut, Kali Cideng, dan bundaran HI.

Lalu, aliran ketiga, Pasar Ikan, Jl Kopi, Jembatan Lima Asemka, dan Tubagusangke. "Ketiga aliran itu semuanya mengalir ke laut yang disedot melalui 11 pompa di waduk Pluit. Banjir Jakarta kemarin pengaruh dari sini juga, karena jebolnya tanggul Latuharhary menambah beban air di sini, makanya banjir di Pluit sampai 2 meter," katanya.

Selain melakukan normalisasi, pihaknya juga telah membangun jalan di Kali Inspeksi sepanjang 200 meter dengan lebar masing-masing sisi kiri dan kanan kali 7,5 meter. Jalan inspeksi kali ini dibangun dari dukungan PT Jakarta Propertindo BUMD.

Pihaknya, kata Heryanto, juga tengah menormalisasi Waduk Pluit dengan menggunakan 4 eskavator apung (ponton), dan telah membongkar sebanyak 17 rumah semi permanen, tambah Haryanto.

Kali Pakin menghubungkan ke tiga aliran, yaitu aliran pertama dari Pasar Ikan, Beos, Lintoves, Gajah Mada, Hayam Wuruk, Istiqlal, Ciliwung. Aliran kedua, Pasar Ikan, Hotel Omni Batavia, Kali Krukut, Kali Cideng, dan bundaran HI.

Lalu, aliran ketiga, Pasar Ikan, Jl Kopi, Jembatan Lima Asemka, dan Tubagusangke. "Ketiga aliran itu semuanya mengalir ke laut yang disedot melalui 11 pompa di waduk Pluit. Banjir Jakarta kemarin pengaruh dari sini juga, karena jebolnya tanggul Latuharhary menambah beban air di sini, makanya banjir di Pluit sampai 2 meter," katanya.

Selain melakukan normalisasi, lanjut Heryanto, pihaknya juga telah membangun jalan di Kali Inspeksi sepanjang 200 meter dengan lebar masing-masing sisi kiri dan kanan kali 7,5 meter. Jalan inspeksi kali ini dibangun dari dukungan PT Jakarta Propertindo BUMD.

Pihaknya, kata Heryanto, juga tengah menormalisasi Waduk Pluit dengan menggunakan 4 eskavator apung (ponton), dan telah membongkar sebanyak 17 rumah semi permanen, tambahnya. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar