Puluhan bangunan yang dijadikan sebagai tempat tinggal,
usaha bengkel, dan warung tersebut terpaksa dibongkar karena berdiri di
bantaran kali. Selain itu juga terkait dengan normalisasi Kali Pakin dan
pembuatan jalan inspeksi. Namun sebuah Mushola Baitussalam dan Sekolah
Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) belum dibongkar petugas. Tempat ibadah dan
pendidikan itu diusulkan dipindah ke rumah susun (Rusun) Marunda.
Koordinator Pelaksanaan Paska Darurat Banjir Waduk Pluit,
Heryanto, mengatakan pembongkaran puluhan bangunan ini dalam rangka normalisasi
Kali Pakin. "Ada
sekitar 60 bangunan yang dibongkar. Kali Pakin akan dikeruk dan dibuat jalan
inspeksi. Sebab, selama ini mobil saja susah melintas. Kami sudah mohon
pengertian kepada masyarakat, dan akhirnya mereka setuju dan mendukung untuk
dibongkar," ungkap Heryanto.
"Kami tengah berupaya agar warga mengerti, tapi tetap pekerjaan ini dilakukan tidak sepotong-sepotong. Ini perintah pak gubernur agar masyarakat semuanya tidak kebanjiran lagi seperti kemarin. Ini tidak ada ganti ruginya karena keberadaan mereka di sini ilegal," terang Hariyanto.
Masih dikatakan Heryanto, kondisi Kali Pakin dipenuhi lumpur dan bangunan liar. Dampaknya, kawasan tersebut terendam banjir setinggi 1,5 meter pada Januari lalu. Kali Pakin yang saat ini memiliki kedalaman satu meter akan dikeruk hingga kedalamanlima
meter.
"Kami tengah berupaya agar warga mengerti, tapi tetap pekerjaan ini dilakukan tidak sepotong-sepotong. Ini perintah pak gubernur agar masyarakat semuanya tidak kebanjiran lagi seperti kemarin. Ini tidak ada ganti ruginya karena keberadaan mereka di sini ilegal," terang Hariyanto.
Masih dikatakan Heryanto, kondisi Kali Pakin dipenuhi lumpur dan bangunan liar. Dampaknya, kawasan tersebut terendam banjir setinggi 1,5 meter pada Januari lalu. Kali Pakin yang saat ini memiliki kedalaman satu meter akan dikeruk hingga kedalaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar