Selasa, 26 November 2013

Termakan Usia, Plafon SDN 05 Pademangan Barat Ambrol



Atap SDN 05 Pademangan Barat yang ambrol
Jakarta-Dimakan rayap dan termakan usia, plafon berukuran 3X4 yang berada di kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Pademangan Barat, di Jalan Satria I,  Pademangan Barat, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara ambrol, Selasa (26/11/2013).

Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa. Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 11.00. Akibat tersebut Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) langsung dihentikan dan para siswa di evakuasi keluar dari kelas.

Akibat ambrolnya plafon itu, salah seorang siswa kelas IV, Wahyu Susanto,9, mengalami luka-luka dikepalanya bonjol. Terang saja, atas kejadian itu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) langsung dihentikan dan para siswa di evakuasi keluar dari kelas.

Kepala Seksi Sarana dan Prasana Sudin Dikdas Jakarta Utara, Saeful, mengatakan sebelum terjadinya plafon sekolahan ini ambruk, pihaknya pihaknya sudah mengusulkan untuk melakukan rehab terhadap sekolah tersebut. Namun, meski dua kali di usulkan hingga saat ini belum menerima anggaran untuk melaksanakan rehab.

"Jika tahun ini keluar akan kami rebah, dan jika tidak keluar kita tindak lanjuti pada 2014 nanti. SDN 05 Pagi Pademangan Barat, ini dibangun sejak tahun 1962 dengan luas lahan sekitar 850m2. Bangunan gedung sekolahan ini di renovasi terakhir dilakukan pada tahun 2008 lalu," ujarnya.

Diakui oleh Saeful memang sekolahan ini perlu secepatnya di rehab. Bahkan pada Minggu (17/11) lalu, sebelum atap di kelas IV ambrol pihaknya juga memperbaiki dan mengganti  atap kelas V, yang rusak. Beruntung saat kejadian itu sekolah sedang libur sehingga tidak ada korban. 

Salah seorang wali murid siswa kelas IV, Siti Salama (47 ) mengatakan, dirinya ke sekolahan ini bermaksud ingin menjemput anaknya. Saat menunggu itulah dia mengatahui adanya plafon di kelas tersebut ambrol. 

“Anak saya Rahmat Putra (9), tiba-tiba keluar dari ruang kelas dan berlari menghampiri saya sambil nangis histeris sambil berteriak-teriak temannya tertimpa atap. Dia bilang Wahyu tertimpa atap kelas,” ujarnya.

Mendengar  aduan itu, Siti langsung bergegas menuju kelas dan melihat plafon bagian depan kelas dekat pintu masuk rubuh. “Saat itu Wahyu berada di depan pintu, tertimpa plafon yang rubuh. Kami bersama-sama guru langsung menolongnya,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar