Jakarta-Meski banyak yang bisa tahu dan mengerti tata cara
memandikan jenazah, tidak semua orang mau memandikan jenazah. Apalagi
menjadikan kegiatan memandikan jenazah itu sebagai profesi.
Karenanya, tidak sedikit dilingkungan RT dan RW yang tidak
memiliki ju mandi jenazah. Akibatnya, setiap kali ada warga yang meninggal
dunia, juru mandi jenazah harus didatangkan dari RT atau RW lain. Bahkan harus
di cari dan didatangkan dari luar wilayah kelurahan.
“Apalagi jurumandi jenazah untuk perempuan, jumlahnya sangat
sedikit,”ungkap Mahmud, Ketua LMK Koja, Jakarta Utara.
“Teman-teman dari LMK juga sering menceritakan hal itu
kepada saya. Pilihannya adalah, kita harus mengadakan pelatihan-pelatihan –pelatihan
ini, “kata Suhadi, Lurah Koja.
Karena itu, kursus memadikan jenazah jadi salah satu
kegiatabn Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK). “Ini merupakan bagian dari usaha pemberdayaan
masyarakat,” kata Mahmud, LMK Koja.
Di Kelurahan Koja, menurut Mahmud, pelatihan diadakan pada Minggu,
12 Febuari 2014 lalu diikuti 60 peserta. Diikuti perwakilan dari masjid,
mushola, dan RW-RW di wilayah Kelurahan Koja.
Dalam pelatihan memandikan jenazah ini, para peserta
diajarkan bagaimana tata cara memandikan, mengkafani, mensolati dan mengubur
jenazah yang sesuai ajaran islam.
“Ini kegiatan yang sangat positif. Tentu saja kami sangat
mendukung,”kata Rahmat Effendi Lubis, Camat Koja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar