Kegiatan ini sendiri dilaksanakan
oleh Bagian Kesejahteraan Sosial Pemkot Jakut. Dengan dihadiri perwakilan camat,
lurah, serta unsur terkait lainnya dan perwakilan unsur masyarakat, seperti TP
PKK dan kader juru pemantau jentik ( jentik ) baik ditingkat kecamatan maupun kelurahan
di wilayah Jakut.
dr. Sahruna kembali menjelaskan, demam
berdarah sangat kaitannya dengan lingkungan dan perilaku masyarakat. Obat dan vaksin untuk penyakit DBD sampai saat
ini belum ada, sehingga satu-satunya cara pencegahan penyakit ini adalah
pengendalian vektor penyebab DBD.
“Fokus perhatian pencegahan dan
penanggulangan penyakit DBD selama ini, lebih besar ke tatanan pemukiman. Padahal
kebijakan yang telah dibuat oleh pemda tentang PSN telah dibagi di 7 tatanan
yang harus di kelola, “ujarnya.
Tujuh tatanan yang harus dilaksanakan
PSN, dia kembali menjelaskan, yakni pemukiman, tempat kerja, tempat pengelolaan
makanan, sarana kesehatan, institusi pendidikan, tempat umum, dan sarana
olahraga.
Upaya yang dapat kita lakukan
agar PSN dapat diterapkan di tujuh tananan tersebut, seperti kita dapat
membentuk jejaring organisasi TP PSN di 7 tatanan.
Dengan adanya langkah itu, diharapkan
dapat menurunkan kasus penyakit DBD di Jakarta Utara pada khususnya dan DKI
Jakarta pada umunmnya, dengan target incident rate 50 kasus / 100.000 penduduk
pada tahun 2015.
“Sasaran kegiatan PSN yakni berupa tempat
perindukan nyamuk aedes buatan, dan tempat perindukan nyamuk aedes alami,” ungkap
dia kepada para peserta yang hadir.
Ditambahkan Kepala Sub Bagian (
Kasubag ) Ksejahteraan Sosial ( Kessos ) Jakut, John Ari, menuturkan, tujuan
dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk meningkatakn koordinasi dan
monitoring PSN dan 3 M di tingkat kota. Sedangkan tujuan yang diharapkan dari
kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang PSN dan 3M, serta mensinergikan
PSN di 7 tatanan kehidupan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar