Jakarta-Pedagang hewan kurban di di
lahan kosong depan pasar Rawa Badak, Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara mengeluhkan penurunan omzet penjualan tahun ini.
Misni(43) pengusaha hewan kurban asal Lumajang mengatakan,
hingga saat ini dia baru menjual beberapa sapi.
Omzetnya turun hingga 60 persen dibandingkan
tahun lalu. "Penjualan tahun ini merosot jauh, bila tahun lalu di saat
yang sama bisa laku 54 sapi dan harus mengambil stok lagi dari kampung,
sekarang dari 22 sapi yang dibawa baru 12 yang laku," ujar Misni, yang
menggelar dagangannya di lahan komplek ruko depan Kecamatan Pademangan.
Ia mengungkapkan, omzet tahun lalu bisa mencapai
Rp 650 juta, sedangkan omzet tahun ini hanya Rp 300 juta. Itu pun masih harus
dipotong Rp 3 juta untuk menyewa lapangan selama dua minggu. "Kalau sudah
begini, mau tidak mau sapi yang tidak terjual dibawa pulang lagi ke
kampung," kata Misni.
Lebih jauh dia menjelaskan, sapi-sapi yang
dipasok dari daerah Tuban, Jawa Timur dan Bali tersebut selalu mendapat
perawatan serta diberi makan.
Menanggapi keluhan para pedagang tersebut, Kepala
Seksi Peternakan Bagian Mutu Suku Dinas Perikanan, Peternakan dan Kelautan
Jakarta Utara Renova Idah Siahaan mengatakan, dia sudah berusaha meningkatkan
kemampuan daya jual pengusaha sapi dengan melakukan pengecekan kesehatan.
"Secara tidak langsung bila hewan kurban pedagang kami cek kesehatannya,
warga akan lebih antusias untuk membeli hewan kurban pedagang," ujarnya.
Untuk Jakarta Utara, Renova mengungkapkan,
terdapat 28 tempat penampungan hewan di 6 kecamatan di Jakarta Utara.
"Hewan kurban yang sudah diperiksa sampai saat ini sebanyak 2.788 ekor,
terdiri dari 1.648 ekor sapi, 1.105 ekor kambing, dan 35 ekor domba, menjelang
Idul Adha kami akan mengintensifkan pemeriksaan," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar