Jakarta-Memeriahkan
Hari Ulang Tahun ke-69 TNI Tahun 2014, Koramil Koja, Jakarta Utara
melaksanakan pembuatan 7000 ribu lubang resapan biopori yang tersebar
di lingkungan Kecamatan Koja, kegiatan tersebut sejak pertegahan Agustus
hingga akhir September 2014. Aksi ini dilaksanakan oleh anggota Koramil
Koja, Mitra Jaya Kecamatan Koja, Pemda, TNI, Pramuka dan masyarakat Kecamatan
Koja.
Dalam pembuatan resapan biopori tersebut Koramil bahu membahu melaksanakan penggalian lubang secara bergantian sambil sesekali diselingi canda ria sesama prajurit dan pimpinan dan undangan yang hadir dalam kesempatan tersebut. Suasana kekeluargaan dan kebersamaan terlihat begitu kental di antara mereka. Hal ini dapat dilihat, ada yang menggali lubang tanah dengan kedalaman 80 s.d. 100 cm, namun ada juga yang mencoba menghibur dengan lagu-lagu popular saat ini.
Komandan Koramil Koja, Kapten (Inf) Tri Edi S, menuturkan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari perintah Komandan Kodim 0505 JU tentang pembuatan lubang Biopori dalam rangka HUT ke-69 TNI tahun 2014 yang salah satunya turut serta dalam melestarikan lingkungan hidup dengan pembuatan lubang Biopori.
"Selain memeriahkan HUT ke-69 TNI, pembuatan 700 ribu lubang tersebut juga sebagai langkah melindungi ekosistem pesisir dari dampak perubahan iklim,"kata Kapten (Inf) Tri Edi S, Sabtu (06/09/2014).
Perwakilan warga Kecamatan Koja, Enong S. Riyadi, mengatakan bahwa saya atas nama warga sangat mengapresiasi kegiatan tersebut untuk menjaga kebersihan lingkungan, karena setiap warga negara berhak mendapatkan lingkungan yang sehat, air dan udara bersih.
"Aksi ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat bahwa pembuatan lubang resapan biopori tidak hanya berdampak bagi lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan ketahanan lingkungan dari dampak perubahan iklim,"kata Enong.
Ditambahkan Camat Koja, Rahmat Effendi Lubis, lubang resapan biopori merupakan contoh yang sederhana yang baik, murah, dan mudah untuk diterapkan di masyarakat. Selain untuk konservasi sumberdaya air hujan, sekaligus sebagai sarana dan prasarana mengolah sampah organik menjadi kompos.
"Aksi nyata pembuatan lubang biopori ini merupakan salah satu bagian dari membangkitkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lubang resapan biopori ini dalam jangka panjang merupakan penyimpanan cadangan air dan mencegah bencana banjir dan tanah longsor,"kata Rahmat Effendi Lubis.
Dalam pembuatan resapan biopori tersebut Koramil bahu membahu melaksanakan penggalian lubang secara bergantian sambil sesekali diselingi canda ria sesama prajurit dan pimpinan dan undangan yang hadir dalam kesempatan tersebut. Suasana kekeluargaan dan kebersamaan terlihat begitu kental di antara mereka. Hal ini dapat dilihat, ada yang menggali lubang tanah dengan kedalaman 80 s.d. 100 cm, namun ada juga yang mencoba menghibur dengan lagu-lagu popular saat ini.
Komandan Koramil Koja, Kapten (Inf) Tri Edi S, menuturkan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari perintah Komandan Kodim 0505 JU tentang pembuatan lubang Biopori dalam rangka HUT ke-69 TNI tahun 2014 yang salah satunya turut serta dalam melestarikan lingkungan hidup dengan pembuatan lubang Biopori.
"Selain memeriahkan HUT ke-69 TNI, pembuatan 700 ribu lubang tersebut juga sebagai langkah melindungi ekosistem pesisir dari dampak perubahan iklim,"kata Kapten (Inf) Tri Edi S, Sabtu (06/09/2014).
Perwakilan warga Kecamatan Koja, Enong S. Riyadi, mengatakan bahwa saya atas nama warga sangat mengapresiasi kegiatan tersebut untuk menjaga kebersihan lingkungan, karena setiap warga negara berhak mendapatkan lingkungan yang sehat, air dan udara bersih.
"Aksi ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat bahwa pembuatan lubang resapan biopori tidak hanya berdampak bagi lingkungan, tetapi juga dapat meningkatkan ketahanan lingkungan dari dampak perubahan iklim,"kata Enong.
Ditambahkan Camat Koja, Rahmat Effendi Lubis, lubang resapan biopori merupakan contoh yang sederhana yang baik, murah, dan mudah untuk diterapkan di masyarakat. Selain untuk konservasi sumberdaya air hujan, sekaligus sebagai sarana dan prasarana mengolah sampah organik menjadi kompos.
"Aksi nyata pembuatan lubang biopori ini merupakan salah satu bagian dari membangkitkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lubang resapan biopori ini dalam jangka panjang merupakan penyimpanan cadangan air dan mencegah bencana banjir dan tanah longsor,"kata Rahmat Effendi Lubis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar