Jakarta-Puluhan petani
di wilayah Kelurahan Rorotanm, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara harus menunda
penanama benih untuk 30 hektar lahan pertanian akibat minimnya pasokan air
bersih.
Abdul Kodir,
Ketua Gabungan Kelompok Tani Rorotan (Gapoktan), mengatakan seharusnya
penanaman benih di lahan 30 hektar itu sudah dilakukan sejak bulan September
lalu, bersamaan dengan lahan pertanian seluas 370 hektar lainnya. Namun
lantaran pasokan airnya berkurang, membuat petani di sana harus menunda
penanaman benihnya.
"Para petani
bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 19 juta untuk setiap satu hektar lahan.
Bila ada 30 hektar lahan yang penanaman benihnya tertunda, maka petani harus
kehilangan pendapatan hingga Rp 570 juta.
Kalau sistem
irigasinya merata, pasti penanaman benih di seluruh lahan pertanian di sini
yang berjumlah keseluruhan 400 hektar dapat dilakukan secara serempak,"
ujar Kodir, Sabtu (18/10/2014).
Menurut Kodir,
untuk kebutuhan air selama ini, para petani sangat bergantung dari pasokan air
dari saluran Penghubung (PHB) Kali Armain dan Irigasi Rorotan.
Ia pun menduga,
minimnya pasokan ini, lantaran jatah air untuk lahan pertanian dikuasai oleh
perusahaan air tertentu. "Air irigasi ini kan dari daerah Kalimalang, lalu
masuk ke daerah Ujung Menteng dan sampai ke lahan pertanian ini. Saya mendapat
informasi, perusahaan air di Jakarta ada yang mengambil pasokan air itu secara
besar-besaran. Akibatnya, sistem irigasi di lahan pertanian ini tidak merata.
Selama ini para petani Rorotan dalam hal mendapatkan pasokan air sangat
menghandalkan Kali Armain dan Kali Rorotan Jaya.
"Sebagai salah satu cara alternatif, kami
sangat berharap kepada pemerintah dapat menyediakan pompa untuk menarik air
dari Kanal Banjir Timur (KBT) ke lahan pertanian,"terang Kodir.
Khairul Sidik,
Kepala Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Utara, mengaku belum
mengetahui lahan pertanian di Rorotan dilanda kekeringan. Ia pun baru akan
mengeceknya ke lokasi tersebut.
Menurut Khairul,
kedepan pihaknya berencana akan membeli dua unit pompa untuk mengantisipasi
kekeringan di lahan pertanian. Kedua pompa itu akan digunakan untuk menyedot
air di KBT ke lahan pertanian Rorotan.
"Tahun depan akan kami anggarkan dua unit
pompa, jadi apabila musim kemarau tiba petani di sana tidak khawatir adanya kekeringan.
Karena pasokan air bisa diambil dari KBT," ungkap Khairul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar