Sabtu, 18 Oktober 2014

Minim Pasokan Air, Petani Rorotan Tunda Penanaman Benih



Jakarta-Puluhan petani di wilayah Kelurahan Rorotanm, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara harus menunda penanama benih untuk 30 hektar lahan pertanian akibat minimnya pasokan air bersih.

Abdul Kodir, Ketua Gabungan Kelompok Tani Rorotan (Gapoktan), mengatakan seharusnya penanaman benih di lahan 30 hektar itu sudah dilakukan sejak bulan September lalu, bersamaan dengan lahan pertanian seluas 370 hektar lainnya. Namun lantaran pasokan airnya berkurang, membuat petani di sana harus menunda penanaman benihnya.

"Para petani bisa memperoleh pendapatan hingga Rp 19 juta untuk setiap satu hektar lahan. Bila ada 30 hektar lahan yang penanaman benihnya tertunda, maka petani harus kehilangan pendapatan hingga Rp 570 juta.

Kalau sistem irigasinya merata, pasti penanaman benih di seluruh lahan pertanian di sini yang berjumlah keseluruhan 400 hektar dapat dilakukan secara serempak," ujar Kodir, Sabtu (18/10/2014).

Menurut Kodir, untuk kebutuhan air selama ini, para petani sangat bergantung dari pasokan air dari saluran Penghubung (PHB) Kali Armain dan Irigasi Rorotan.

Ia pun menduga, minimnya pasokan ini, lantaran jatah air untuk lahan pertanian dikuasai oleh perusahaan air tertentu. "Air irigasi ini kan dari daerah Kalimalang, lalu masuk ke daerah Ujung Menteng dan sampai ke lahan pertanian ini. Saya mendapat informasi, perusahaan air di Jakarta ada yang mengambil pasokan air itu secara besar-besaran. Akibatnya, sistem irigasi di lahan pertanian ini tidak merata. Selama ini para petani Rorotan dalam hal mendapatkan pasokan air sangat menghandalkan Kali Armain dan Kali Rorotan Jaya.

"Sebagai salah satu cara alternatif, kami sangat berharap kepada pemerintah dapat menyediakan pompa untuk menarik air dari Kanal Banjir Timur (KBT) ke lahan pertanian,"terang Kodir.

Khairul Sidik, Kepala Suku Dinas Pertanian dan Kehutanan Jakarta Utara, mengaku belum mengetahui lahan pertanian di Rorotan dilanda kekeringan. Ia pun baru akan mengeceknya ke lokasi tersebut.

Menurut Khairul, kedepan pihaknya berencana akan membeli dua unit pompa untuk mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian. Kedua pompa itu akan digunakan untuk menyedot air di KBT ke lahan pertanian Rorotan.

 "Tahun depan akan kami anggarkan dua unit pompa, jadi apabila musim kemarau tiba petani di sana tidak khawatir adanya kekeringan. Karena pasokan air bisa diambil dari KBT," ungkap Khairul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar