Jakarta-Persoalan sampah masih menjadi pekerjaan rumah bagi aparat pemerintah DKI Jakarta maupun masyarakat. Untuk memberikan pemahaman kepada warga tentang pemilahan sampah, agar dapat bernilai ekonomis, serta cara menanggangi sampah dari sumber sampah.
Pemerintah kelurahan Rawa Badak selatan, Kecamatan Koja, Kota Administrasi Jakarta Utara menggelar evaluasi serta penyuluhan kebersihan di wilayah kelurahan Rawa Badak Selatan, di aula kantor kelurahan setempat.Hadir sebagai nara sumber dalam kegiatan tersebut Suyudi, perwakilan Suku Dinas Kebersihan Kota Administrasi Jakarta Utara.
Dalam penjelasannya, Suyudi mengatakan bicara tentang kebersihan tidak jauh dari sampah. Yang berbeda, kata Suyudi, adalah cara pandang kita tentang sampah, menurut saya sampah adalah sebagai sumber uang dan bernilai ekonomis.
Untuk melihat sampah bernilai ekonomis, Suyudi kembali menjelaskan, dalam hal ini cukup mudah yakni dengan cara melaksanakan pemilihan sampah dari rumah kita masing-masing, yakni dengan cara menyiapkan tiga tempat sampah yakni, sampah organik (sisa sauran, dedaunan, dan lain-lain), non organik ( sampah plastik, sisa bungkus deterjen, danm lain-lain) , serta sampah B3 ( berbahya) seperti sisa botol, semprot atau obat nyamuk, atau batu batery bekas. Untuk jumlah sampah B3 di rumah tangga, jumlahnya sangat kecil.
Setelah dilakukan pemilahan, untuk sampah organik dalam hal ini dapat kita olah menjadi pupuk.Sedangkan untuk sampah non orgnaik dapat kita bawa ke bank sampah, dibank sampah, sampah tersebut di timbang, selanjutnya ditabung, atau bisa di tukar menjadi uang. Untuk kelurahan Rawa Badak Selatan, saat ini bank sampah sudah berada di RW 05.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 8 tahun 2008, persolan sampah mebjadi tanggung jawab aparat pemerintah, masyarakat, dan juga dunia usaha, terang Suyudi.
Sementara itu, Joddi Santoso Lurah Rawa Badak selatan, berharap dengan adanya kegiatan dapat di realisasikan dilapangan. Dan mulai sekarang ayo kita lebih peduli dengan lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar