warga kesepakatan menunggu pasokan air bersih |
Tuminah 48, warga Kasepatan, Rorotan menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari iapun terpaksa beli eceran melalui pedagang air. Dalam waktu sehari ia mengeluarkan kocek Rp 18 Ribu.
Senada disampaikan Embay 37,
Warga Kasepatan lainnya menjelaskan, sudah dua minggu ia rasakan sulitnya
mendapatkan air bersih. Sementara air sumur di wilayahnya tak layak di komsumsi
karena berwarna hitam kelam dan kekuning-kuningan.
Tohir, Ketua Blok Kampung Sepatan meminta kepada Pemerintah DKI Jakarta maupun Pihak Aetra untuk segera menanggulangi persoalan air bersih di kampung Kasepatan.
"Sejak pasokan air bersih
ini terhenti warga terpaksa membeli air melalui tukang air. Dan yang tak mampu
menampung air hujan" beber dia, Minggu ( 24/11/2013 ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar