Jakarta-Sedang
gencar-gencarnya melakukan pembangunan infrastruktur sebagai solusi mengurangi
kemacetan. Akibat proyek-proyek itu, pohon-pohon yang berada di lokasi
pekerjaan harus ditebang. Dengan keadaan demikian, Jakarta pun semakin gersang
dan tingkat polusi semakin tinggi karena tidak ada lagi yang menyerap
karbondioksida.
Dalam waktu dekat, lebih kurang dua ratus pohon di Hutan Kota Plumpang, Kelurahan Sungai Bambu, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara akan ditebang akibat proyek pembangunan jalur tol.
Dalam waktu dekat, lebih kurang dua ratus pohon di Hutan Kota Plumpang, Kelurahan Sungai Bambu, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara akan ditebang akibat proyek pembangunan jalur tol.
Kepala Seksi Jalur Hijau Suku Dinas
Pertamanan Jakarta Utara, Agustine menuturkan, kurang dari 200 pohon sudah
ditebang demi kepentingan proyek tersebut. Kemungkinan jumlah itu akan terus
bertambah seiring berjalannya pembangunan.
”Itu (proyek pembangunan) untuk
tiang pancang penghubung tol dari Pelabuhan Tanjung Priok ke arah Pluit,”
ucapnya.
Agustine menambahkan, ratusan pohon
yang sudah ditebang kontraktor rata-rata berusia 5 sampai 25 tahun. Pohon-pohon
tersebut di tanam di sekitar Embung Plumpang yang berhubungan langsung dengan
Kali Warakas.
”Jenis pohon yang ditebang tersebut
adalah pohon pelindung, “kata Agustine.
Karena itu, dia meminta kontraktor
menempati janji mereka. Sesuai dengan kesepakatan antara kontraktor dengan
Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, setiap pohon yang ditebang di Hutan Kota
Plumpang masing-masing diganti 10 pohon baru. Artinya, jika kontraktor
menembang 200 pohon, mereka berkewajiban menaman 2.000 pohon.
“Pergantian pohon tersebut sesuai dengan Surat
Keputusan ( SK ) Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta No. 9 Tahun
2002,” terang dia menambahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar