Ratusan Umat Hindu Jabodetabek Melakukan Upacara "Melasti"
Jakarta-Umat Hindu di Jabodetabek
( Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi ) menggelar upacara Melasti di Pure
Segara, Kelurahan Cilincing, Cilincing, Jakarta Utara ( Jakut ),
Sabtu (28/3/2014).
Upacara itu merupakan tradisi menjelang Hari Raya Nyepi 2014/1936 Caka yang
jatuh pada Senin, 30 Maret 2014 mendatang.
"Upacara Melasti ini merupakan simbol penyucian diri para umat Hindu sebelum
memasuki Hari Raya Nyepi. Penyucian diri pribadi manusia serta alam agar saat
Hari Raya Nyepi, kita dalam keadaan suci lahir dan batin," jelas Ketua Suka
Duka Hindu Dharma DKI Jakarta, Erlangga Matik.
Dijelaskan Erlangga,
sebelum upacara digelar, seluruh umat Hindu melakukan sembahyang di Pura Rawamangaun,
Jakarta Timur.
Melasti itu sendiri
disimbolisasikan dengan labuhan sesaji ke laut serta menyucikan arca, pratima,
nyasa dan pralingga sebagai wujud atau Sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan
segala manifestasi-Nya.
"Penyucian diri tersebut juga bertujuan agar alam raya beserta
isinya di dunia ini terjaga kelestariannya dan dijauhkan dari segala
malapetaka," tutur Erlangga.
Erlangga melanjutkan, tepat saat pelaksanan Nyepi nanti, umat Hindu tidak boleh
melakukan empat hal (catur Berata), yaitu menyalakan api (amati geni),
aktivitas kerja (amati karya), bersenang-senang (amati lelanguan)
dan berpergian (amati lelungaan).
Dalam kesenyapan hari suci itu, menurut Erlangga, umat Hindu melaksanakan mawas
diri, menyatukan pikiran, serta menyatukan cipta, rasa, dan karsa, menuju
penemuan hakikat keberadaan diri dan intisari kehidupan semesta.
"Selain itu, umat juga melaksanakan puasa (Berata penyepian upawasa),
tidak berkomunikasi (mona brata) dan tidak tidur (jagra),"
tambah Erlangga.
Walikota Jakut,
Heru Budi Hartono yang hadir dalam kegiatan tersebut, menuturkan, upacara Melasti
dilaksanakan oleh umat Hindu dalam rangka Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1936
ini sebagai wadah introspeksi diri dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa
untuk mensucikan diri dan mensucikan alam semesta.
Umat Hindu di DKI
Jakarta, masih kata walikota, merupakan bagian tidak terpisahkan dari subyek
maupun obyek pembangunan di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Sebagai subyek umat
Hindu harus berperan aktif dalam memberikan masukan yang positif kepada Pemerintah.
Dan, sebagai obyek pembangunan umat Hindu juga harus bisa mentaati peraturan
pemerintah di segala bidang.
Sebagai bangsa yang
majemuk, umat Hindu juga harus bisa membawa suasana tentram, damai di masyarakat,
kerukunan antar umat beragama masih menjadi kunci pokoknya, Jakut merupakan
barometer Nasional, maka dari itu saya mengajak kepada semuanya melalui Hari
Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1936 ini menuju pribadi yang lebih baik menjadi
Hamba Tuhan yang sejati.
Dalam menghadapi pemilu
2014, tetaplah dijaga kebersamaan, kekompakan diantara warga, walaupun berbeda
pilihan dan partai. Oleh karenanya, jadilah umat Hindu yang dapat membawa
suasana dingin dan damai sehingga Jakut dalam kondisi aman terkendali, tambah
walikota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar