Kamis, 27 Maret 2014

Warga Keluhkan Keberadaan Pergudangan Kontainer di Pemukiman



Pergudangan kontainer di Jakarta Utara
Jakarta-Keberadaan pergudangan kontainer yang terletak di wilayah pemukiman Jakarta Utara membuat warga mengeluh. 

Anto (40 ) menuturkan dengan adanya keberadaan pergudangan di pemukiman warga berbuntut pada banyaknya truk gandeng yang melintas di pemukimannya. Selain membuat jalan bertambah sempit. Jalan yang sering dilintasi kontener menjadi mudah rusak dan berlubang.

”Apalagi kalo hujan, jalan berlobang jadi tidak terlihat karena lobang tertutup air. Dan itu membuat pengguna motor terjatuh dan diseruduk oleh kontener,” kata Anto. 

Tidak hanya itu, Anto juga merasa khawatir dengan seringnya kontener yang melintas di pemukiman. Karena sering sekali anak-anak bermain di jalan dan tertabrak.

”Serem banget kalo lagi jalan macet. Apalagi kalau hujan. Rem truk kontener suka blong. Makanya warga disini sering membuat polisi tidur agar truk kontener berjalan lambat,” kata Anto.

Berkitan dengan hal itu, Kepala Sudin PU Jalan Jakarta Utara Monang Ritonga mengaku, dalam tata ruang, Koja, Cilincing dan Sunter memang termasuk salah satu lokasi yang disiapkan untuk komplek pergudangan dan perumahan. 

Namun, kondisi saat ini sudah tidak memungkinan. Menurut dia, Sunter sudah harus bebas dari gudang maupun garasi kontainer. Sebab, sudah banyak perumahan di lokasi tersebut.

“Sudah 30 puluhan tahun begitu. Harusnya di tata ruang sudah dirubah. Disesuaikan dengan kondisi sekarang. Masa perumahan menyatu dengan komplek pergudangan.  Akibatnya, kita kesulitan memperbaiki kerusakan jalan di lokasi tersebut. Penyebabnya, daya tahan jalan tidak sesuai dengan beban jalan,” kata Monang, Kamis (27/03/2014).

Menurut Monang, daya tahan jalan lingkungan hanya mampu menahan beban seberat 6 sampai 18 ton. Sedangkan berat kosong kontainer saja sudah mencapi 20 ton. Akibatnya jalan lingkungan di wilayahnya mudah rusak. Dia memperkirakan, kerusakan jalan akibat kontainer di wilayahnya mencapai 60 persen. Persentase tersebut dilhat dari kondisi jalan serta kerusakan yang terjadi akibat lalu lintas kontainer.

“Memang harusnya kontainer tidak lewat jalan lingkungan. Karena jalan lingkungan bukan untuk kontainer,” ucapnya.

Agar masalah tersebut tidak memunculkan masalah baru, Monang mengatakan, instansinya setuju jika pergudangan dan garasi kontainer dibuat terpisah. Dia mengatakan, sistem zonasi untuk pergudangan dan garasi kontainer memang sudah harus dilakukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar