Jakarta-Pemerintah Belanda berenca akan membangun Rusunawa (Rumah
Susun Sewa) diwilayah Muara Baru. Rusunawa sendiri rencananya
bertahap akan dibangun di lingkungan RT 20/17 Penjaringan, seiring dengan
pembangunan tanggul yang akan dimulai Juli nanti, (02/04/2014).
Walikota Jakarta
Utara Heri Budi Hartono, disela-sela kunjungan Menteri Infrasturktur dan
lingkungungan hidup Belanda Melanie Schultz Van Haegen di Muara Baru
mengatakan, pembangunan rusunawa di
Muara Baru itu terkait adanya penurunan muka tanah menyebabkan kawasan
Muara Baru RT 20/17 Kelurahan Penjaringan, berada 1,5 meter dibawah permukaan
air laut.
“Oleh
karenanya, tanggul sepanjang 100 meter di tepi pantai akan ditinggikan menjadi
4,5 meter dengan lebar 10 meter. Sedangkan terhadap warga yang berdiam di
sekitar tanggul, rencananya akan direlokasi,” terang Heru.
Heru juga menjelaskan, dari pendataan awal yang dilakukan, sebanyak 536 KK di
lingkungan RW 17 Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan terdampak dan
akan direlokasi. Rencananya, mereka akan direlokasi ke Rusunawa yang akan
dibangun disekitar pemukiman mereka saat ini.
"Menteri tadi sudah menyampaikan beberapa konsep sebagai penanganan banjir di Jakarta. Diantaranya mereka akan melakukan reklamasi, normalisasi Waduk Pluit, membuat Giant Sea Wall dan rusunawa," ujarnya.
Lebih jauh Heru menambahkan, pengentasan persolan banjir di Jakarta tidak akan selesai selama slum (pemukiman kumuh) seperti di Muara Baru tidak dibenahi. Sedangkan untuk menyelesaikan persolan slum dibutuhkan campur tangan pemerintah pusat.
"Menteri tadi sudah menyampaikan beberapa konsep sebagai penanganan banjir di Jakarta. Diantaranya mereka akan melakukan reklamasi, normalisasi Waduk Pluit, membuat Giant Sea Wall dan rusunawa," ujarnya.
Lebih jauh Heru menambahkan, pengentasan persolan banjir di Jakarta tidak akan selesai selama slum (pemukiman kumuh) seperti di Muara Baru tidak dibenahi. Sedangkan untuk menyelesaikan persolan slum dibutuhkan campur tangan pemerintah pusat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar