Tatapan Kardi tetap optmis |
Jakarta-Kardi, Pria
kelahiran Pemalang, 03 Desember 1963 lalu, terlihat duduk bersama satu rekannya yang
berprofesi sebagai tukang ojek sepeda di samping sepeda ontelnya, menunggu
“sewa” yang hendak menggunakan jasanya di Jalan Swaembada Barat Raya, samping
Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (01/04/2014) Siang.
Tatapan Kardi, pengojek sepeda, tetap optimis
menungu calon penumpang yang akan menggunkan jasanya. Senyum simpulnya
menyiratkan ketenangan di antara hiruk pikuk aktivitas lalu lintas di Jalan
Swasembada Barat Raya.Dia dan satu rekannya duduk di bawah rindangnya pohon, di
samping aliran kali yang melintasi Kelurahan kebon Bawang.
Sepeda ontel yang dia bawa dari
kampung halamanya di Cirebon menjadi modal
kerjanya. Kardi yang hanya lulusan SD, dan saat ini telah memiliki isri dan anak
yang tinggal di Pemalang, di Jakarta
ia harus berjuang sendiri menghidupi dirinya sendiri, serta bisa membawa uang
sebagai bekal bagi istri dan anaknya yang ada di kampung, Pemalang.
Kardi kembali menceritakan bahwa rute yang paling jauh yang diantar adalah Warakas. Pool dan ke seberang di Rawa Badak, Koja. Untuk biayanya atas jasanya tersebut, Kardi tak bisa mematoknya.
Cobaan sebesar apapun bagi Kardi bukan halangan baginya demi berjuang memperbaiki nasib keluarga. Keinginannya hanya satu, kelak anak-anaknya bernasib lebih baik darinya.
Kardi kembali menceritakan bahwa rute yang paling jauh yang diantar adalah Warakas. Pool dan ke seberang di Rawa Badak, Koja. Untuk biayanya atas jasanya tersebut, Kardi tak bisa mematoknya.
Cobaan sebesar apapun bagi Kardi bukan halangan baginya demi berjuang memperbaiki nasib keluarga. Keinginannya hanya satu, kelak anak-anaknya bernasib lebih baik darinya.
"Saya selalu berpesan kepada anak-anak saya,
untuk belajar yang benar, karena dengan sekolah yang benar, nasibnya tentu
lebih baik dari dirinya," tambah Kardi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar