Jakarta-
Sejumlah warga eks Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara ( Jakut ) yang dipindahkan ke Rusunawa Marunda Cluster C,
Cilincing, Jakut mengeluh terjerat
hutang pada rentenir. Mereka terjerat rente yang ditawarkan bank keliling untuk
memulai dan memperbesar usaha setelah direlokasi pada 2013 lalu.
Salah seorang warga RT 21/07, Marunda, Cilincing, Prayitno (34), mengaku terpaksa terjerat hutang kepada bang keliling. Awalnya, warga yang direlokasi dari RT 17/17, Penjaringan, ke Rusunawa Marunda Blok C2, sekitar Februari 2013 lalu, kesulitan mencari modal untuk memulai usaha.
"Dua bulan setelah direlokasi saya buka warung pecel lele. Untuk menambah modal pinjam dari bank keliling sebesar Rp 500 ribu dengan perjanjian membayar setiap hari Rp 25 ribu selama satu bulan," ujarnya, Sabtu (19/4).
Namun bukannya dapat memperbesar penghasilan, ia malah terjerat kembali harus meminjam untuk dapat melanjutkan usahanya. Bahkan, sampai kini ia masih berhutang kepada rentenir tersebut.
"Ya mau gimana lagi, memang sampai sekarang kita tidak dapat bantuan modal sehingga terpaksa minjam dari bank keliling. Samapi sekarang saya masih berhutang Rp 500 ribu," tegasnya.
Selain dirinya, Prayitno mengatakan bahwa banyak diantara warga yang juga terpaksa meminjam untuk membuka usaha. Oleh karena itu, ia sangat berharap ada uluran tangan dari pemerintah untuk membantu permodal dan membentuk koperasi.
"Kalau ada semacam koperasi simpan pinjam pasti sangat meringankan kita. Karena kan bunganya tidak besar," tandasnya.
Berkaitan dengan hal itu, Walikota Jakarta Utara, Heru Budi Hartono, mengakui bahwa sejumlah warga relokasi di Rusunawa Marunda sudah melaporkan terjerat bunga rentenir. Untuk itu, Heru akan memfasilitasi warga untuk membentuk Koperasi simpan pinjam, sehingga mereka yang menjalankan usaha mikro tidak terjerat rentenir.
"Nanti untuk permodalan kan kita juga bisa minta dukungan dari beberapa bank pemerintah. Selain itu, kita akan bantu dengan pelatihan keterampilan sehingga mereka bisa membuka usaha baru, seperti ternak lele atau pertanian," terang Heru.
Salah seorang warga RT 21/07, Marunda, Cilincing, Prayitno (34), mengaku terpaksa terjerat hutang kepada bang keliling. Awalnya, warga yang direlokasi dari RT 17/17, Penjaringan, ke Rusunawa Marunda Blok C2, sekitar Februari 2013 lalu, kesulitan mencari modal untuk memulai usaha.
"Dua bulan setelah direlokasi saya buka warung pecel lele. Untuk menambah modal pinjam dari bank keliling sebesar Rp 500 ribu dengan perjanjian membayar setiap hari Rp 25 ribu selama satu bulan," ujarnya, Sabtu (19/4).
Namun bukannya dapat memperbesar penghasilan, ia malah terjerat kembali harus meminjam untuk dapat melanjutkan usahanya. Bahkan, sampai kini ia masih berhutang kepada rentenir tersebut.
"Ya mau gimana lagi, memang sampai sekarang kita tidak dapat bantuan modal sehingga terpaksa minjam dari bank keliling. Samapi sekarang saya masih berhutang Rp 500 ribu," tegasnya.
Selain dirinya, Prayitno mengatakan bahwa banyak diantara warga yang juga terpaksa meminjam untuk membuka usaha. Oleh karena itu, ia sangat berharap ada uluran tangan dari pemerintah untuk membantu permodal dan membentuk koperasi.
"Kalau ada semacam koperasi simpan pinjam pasti sangat meringankan kita. Karena kan bunganya tidak besar," tandasnya.
Berkaitan dengan hal itu, Walikota Jakarta Utara, Heru Budi Hartono, mengakui bahwa sejumlah warga relokasi di Rusunawa Marunda sudah melaporkan terjerat bunga rentenir. Untuk itu, Heru akan memfasilitasi warga untuk membentuk Koperasi simpan pinjam, sehingga mereka yang menjalankan usaha mikro tidak terjerat rentenir.
"Nanti untuk permodalan kan kita juga bisa minta dukungan dari beberapa bank pemerintah. Selain itu, kita akan bantu dengan pelatihan keterampilan sehingga mereka bisa membuka usaha baru, seperti ternak lele atau pertanian," terang Heru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar