Jakarta-Sebanyak 20 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Sudin
Sosial Jakarta Utara terjaring dalam razia yang dilakukan Sudin Sosial Jakarta
Utara selama sepekan di tahun 2014.
PMKS yang terjaring tersebut meliputi gelandangan, anak jalanan, pengemis, Pak
Ogah, psikotik (penderita gangguan jiwa), dan pengamen.
Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Suku Dinas ( sudin ) Sosial Jakarta Utara, Israk mengatakan, dua puluh orang PMKS yang terjaring berasal dari sejumlah titik rawan PMKS di antaranya, Jalan Yos Sudarso, dan turunan Jalan Jembatan Tiga Penjaringan.
Kepala Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Suku Dinas ( sudin ) Sosial Jakarta Utara, Israk mengatakan, dua puluh orang PMKS yang terjaring berasal dari sejumlah titik rawan PMKS di antaranya, Jalan Yos Sudarso, dan turunan Jalan Jembatan Tiga Penjaringan.
“Setiap harinya kami menjaring empat PMKS,”
jelas Israk, Selasa (06/05/2014).
Israk menambahkan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk terus melakukan razia PMKS. Dengan razia tersebut diharapkan dapat menetralisir kota Jakarta Utara dari segala gangguan-gangguan yang diakibatkan oleh keberadaan PKMS tersebut.
“Seperti penertiban PMKS di kolong jembatan, instansi lain seperti Satpol PP dan Dinas PU Jalan harus kita ikut sertakan,” jelasnya.
Untuk PMKS di bawah umur yang ikut terjaring, Israk meminta penjemput membawa surat PM 1, foto kopi KTP orang tua dan surat keterangan dari orang tua PMKS tersebut, jika anaknya ingin dikeluarkan.
“Kemarin kita dapat tujuh PMKS, hari ini dapat tiga orang di sekitar puteran Jalan Boulevard Sunter Kirana, Kelapa Gading Sampai sekarang kami masih terus melakukan razia,” pungkas dia.
Sementara itu, Reza Dewi Gusdianto (18), salah seorang Pak Ogah yang
terjaring pada Selasa (06/05/2014), bahwa dirinya bersama dua rekan lainnya
baru pertama kali kena razia.
“Dalam melaksanakan aksi parkir di puteran Jalan Boulevard Sunter Kirana,
Kelapa Gading, dirinya bersama rekan lainnya menggunakan sistem bagi hasil
dengan si bos yang biasa di panggil “ Si Gendut”.
“Si Gendut tidak turun markir kendaraan pak. Kalau tahu begini saya enggak
mau pak lakukan ini,” kata Reza kepada petugas Sudin Sosial Jakarta Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar