Jakarta-Kardi, Pria kelahiran Pemalang, 03 Desember 1963, terlihat duduk bersama satu rekannya yang berprofesi sebagai tukang ojek sepeda di samping sepeda ontelnya, menunggu “sewa” yang hendak menggunakan jasanya di Jalan Swaembada Barat Raya, samping Kelurahan Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (03/07/2014). Tatapan Kardi, pengojek sepeda, tetap optimis menungu calon penumpang yang akan menggunkan jasanya. Senyum simpulnya menyiratkan ketenangan di antara hiruk pikuk aktivitas lalu lintas di Jalan Swasembada Barat Raya. Dia dan rekan liannya duduk di bawah rindangnya pohon, di samping aliran kali yang melintasi Kelurahan kebon Bawang.
Sepeda ontel yang dia bawa dari kampung halamanya di Cirebon menjadi modal kerjanya.Kardi yang hanya lulusan SD, dan saat ini telah memiliki isri dan anak yang tinggal di Pemalang, di Jakarta ia harus berjuang sendiri menghidupi dirinya sendiri, serta bisa membawa uang sebagai bekal bagi istri dan anaknya yang ada di kampung, Pemalang.
Kardi kembali menceritakan bahwa rute yang paling jauh yang diantar adalah Warakas. Pool dan ke seberang di Rawa Badak, Koja. Untuk biayanya atas jasanya tersebut, Kardi tak bisa mematoknya.
Cobaan sebesar apapun bagi Kardi bukan halangan baginya demi berjuang memperbaiki nasib keluarga. Keinginannya hanya satu, kelak anak-anaknya bernasib lebih baik darinya, "saya selalu berpesan kepada anak-anak saya, untuk belajar yang benar, karena dengan sekolah yang benar, nasibnya tentu lebih baik dari dirinya.Dimana profesi yang saat ini dijalani adalah pekerjaan dibawah," tambah Kardi.
Sepeda ontel yang dia bawa dari kampung halamanya di Cirebon menjadi modal kerjanya.Kardi yang hanya lulusan SD, dan saat ini telah memiliki isri dan anak yang tinggal di Pemalang, di Jakarta ia harus berjuang sendiri menghidupi dirinya sendiri, serta bisa membawa uang sebagai bekal bagi istri dan anaknya yang ada di kampung, Pemalang.
Kardi kembali menceritakan bahwa rute yang paling jauh yang diantar adalah Warakas. Pool dan ke seberang di Rawa Badak, Koja. Untuk biayanya atas jasanya tersebut, Kardi tak bisa mematoknya.
Cobaan sebesar apapun bagi Kardi bukan halangan baginya demi berjuang memperbaiki nasib keluarga. Keinginannya hanya satu, kelak anak-anaknya bernasib lebih baik darinya, "saya selalu berpesan kepada anak-anak saya, untuk belajar yang benar, karena dengan sekolah yang benar, nasibnya tentu lebih baik dari dirinya.Dimana profesi yang saat ini dijalani adalah pekerjaan dibawah," tambah Kardi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar