Rabu, 03 September 2014

Nelayan Tidak Melaut, Rugi Rp 1 M



Jakarta-Sebanyak 500 kapal nelayan di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut) tidak bisa melaut.
Pasalnya mereka tidak bisa membeli solar subsidi. BBM untuk nelayan di kawasan tersebut sudah beberapa pekan habis. 

 Sebelumnya hal yang sama juga dialami ratusan nelayan di Muara Angke. 

"Kerugian akibat nelayan tidak bisa melaut di Jakarta mencapai sekitar Rp 1 Miliar. Asumsinya jumlah nelayan termasuk ABK ada sekitar puluhan ribu orang," ujar Ketua Himpunan Nelayan Pursein Nusantara, Muara Baru James Then, Rabu (03/09/2014).

Dia menambahkan, 4 Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan (SPBN) di Muara Baru, sudah tidak menjual solar subsidi. Hal itu membuat nelayan tidak bisa melaut.

 "Di Muara Baru, kebutuhan BBM subsidi setiap bulannya mencapai  7.000 Kiloliter. Sekarang ada pemotongan 20 persen. Namun saat ini BBM di Muara Baru, sudah tidak ada," ujar James. 

Dia berharap pemerintah segera menormalkan pasokan BBM. Para nelayan menurut dia, membutuhkan BBM untuk kegiatan produktif. "Beda kalau misalnya untuk kendaraan pribadi. Nelayan butuh BBM agar bisa melaut mencari ikan," pungkas James.

Sementara itu, Koordinator Front Nelayan Bersatu Ono Suroto mengatakan, akibat adanya pembatasan BBM, nelayan di seluruh Indonesia tidak bisa melaut. Baik nelayan besar maupun kecil. 

"Kami mengambil sikap, menolak pembatasan BBM terutama bagi nelayan. Jumlah nelayan miskin di Indonesia, pada 2012 mencapai 7,84 juta orang. Atau 25,14 persen dari jumlah penduduk miskin di Indonesia," beber Ono. 

Menurut Ono, pembatasan BBM, nelayan kapal kecil paling banyak terkena dampaknya. 

Dia menambahkan, nelayan untuk membeli BBM sebelumnya  juga sudah dibatasi. Membeli BBM ada rekomendasi dari dinas. Dan ada juga perhitungan alokasi dari pertamina. Lebih lanjut Ono mengatakan, stok atau alokasi BBM untuk nelayan, saat ini masih ada 701.000 Kiloliter. Cukup untuk bulan Desember.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar