Jakarta-KAWASAN Luar batang,
yang terkenal karena adanya makam yang dikeramatkan di dalam masjid tua, Masjid
Luar batang, termasuk wilayah Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan,
Jakarta Utara. Letaknya terhimpit
antara terusan Pelabuhan Sunda Kelapa dan kawasan perumahan elit, Pluit.
Menurut legenda,
kawasan itu disebut Luar batang, sebagai kenangan atas peristiwa ajaib, yang
terjadi pada saat jenazah Sayid Husein, seorang penyebar agama Islam yang sangat
tinggi ilmunya, akan diturunkan di liang lahat.
Walau keberadaanya,
yang menurut istilah setempat biasa disebut kurung batang, dibuka, ternyata
jenazahnya sudah raib, entah kemana, keluar sendiri dari kurung batang, tanpa
dilihat orang.
Itulah sebabnya, maka
kawasan itu dikenal dengan sebutan Luarbatang.
Menurut sejarah,
kawasan itu disebut Luarbatang, karena terletak di luar batang pengempangan,
atau penghalang, yang diletakkan melintang di muara Ciliwung. Pengempangan itu
terbuat dari batang kayu diperkuat dengan besi.
Setiap sekoci, sampah,
perahu, dan seabagainya yang akan masuk berlayar di Ciliwung menuju kota wajib
membayar bea masuk, semacam membayar tol dewasa ini, bila kendaraan hendak masuk
ke jalan tol.
Kampung Luarbatang
biasa disebut Kramat Luar batang, karena disana terdapat makam yang
dikramatkan, yaitu makam Sayid Husein bin Abubakar bin Abdullah al Aydrus.
Beberapa puluh tahun
ulama itu, yang dipercayai sebagai keturunan Nabi Muhammad, biasa berdakwah di
kota-kota pesisir utara Pulau Jawa, dari Batavia sampai Surabaya. Ulama
kharismatis itu wafat sekitar tahun 1796, dimakamkan diluar masjid yang
dibangun sekitar tahun 1796.
Makamnya ditembok
sekitar tahun 1812. Waktu dilakukan perluasan masjid, sekitar tahun 1827, makam
kramat itu menjadi berada di dalam masjid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar