Jakarta-Ditengah pesatnya pembangunan di Kota Jakarta dengan ditandai berdirinya gedung-gedung pencakar langit mengantikan hutan alam, menyebabkan makin sedikitnya lahan hijau dan daerah resapan air hujan.
Namun bukan berarti tidak ada upaya menghijaukan Jakarta. Disamping upaya Pemprov DKI Jakarta ternyata peran swasta yang turut serta menghijaukan Jakarta.
Seperti tempat pembudidayaan taman mangrove di pantai perairan Jakarta Utara, yang terletak di Taman Wisata Alam ( TWA ), di kawasan perumahan Pantai Indah Kapuk, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Dilokasi tersebut, ada tiga jenis mangrove yang mendominasi dikawasan TWA, yakni Ap-api ( Avicenia ), Bidara ( Sonneratia Caseolaris ), dan Bakau ( Rhizophara Mucronata dan Rhizophora Sytlasa ).
Namun bukan berarti tidak ada upaya menghijaukan Jakarta. Disamping upaya Pemprov DKI Jakarta ternyata peran swasta yang turut serta menghijaukan Jakarta.
Seperti tempat pembudidayaan taman mangrove di pantai perairan Jakarta Utara, yang terletak di Taman Wisata Alam ( TWA ), di kawasan perumahan Pantai Indah Kapuk, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.
Dilokasi tersebut, ada tiga jenis mangrove yang mendominasi dikawasan TWA, yakni Ap-api ( Avicenia ), Bidara ( Sonneratia Caseolaris ), dan Bakau ( Rhizophara Mucronata dan Rhizophora Sytlasa ).
Di TMA, selain sebagai lokasi pembudidayaan mangrove, dilokasi tersebut juga dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata alam dengan menyediakan fasilitas cottage, paket bagi penanaman mangrove, wisata hutan dan lain-lain. TWA sendiri mempunyai luas wilayah 99,8 hektar.
Dengan adanya pembudidayaan mangrove di TWA, mengundang berbagai hewan datang. Misalnya burung-burung yang selalu datang ke TWA sekitar pukul lima sore, antara lain Pecuk Ular ( Anhinya Melano Gastera ), Kowak Maling ( Nycticoraxnycticorak), dan Kuntul Putih ( Egreta sp ). Jenis ikan dan reptil antara lain Glodok ( Glosogobius Giuris ), Udang Bakau, Kepiting, dan jenis-jenis ular berbisa dan biawak.
Kasudin Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Utara, Suwarto menjelaskan, letak TMA tidak terlalu jauh dari Taman Suaka Marga Satwa Muara Angke ( TSMMA ) yang merupakan kawasan hutan bakau ( mangrove ) dipesisir Utara Jakarta. Taman ini merupakan lahan basah yang di dominasi tumbuhan mangrove.
“Betapa pentingnya mangrove untuk dilestarikan dalam ekologis hutan. Karena tumbuhan tersebut memang bermanfaat untuk menekan instruksi air laut terhadap daratan, sehingga bencana banjir dapat dicegah sedini mungkin,”ungkapnya.
Dengan adanya pembudidayaan mangrove di TWA, mengundang berbagai hewan datang. Misalnya burung-burung yang selalu datang ke TWA sekitar pukul lima sore, antara lain Pecuk Ular ( Anhinya Melano Gastera ), Kowak Maling ( Nycticoraxnycticorak), dan Kuntul Putih ( Egreta sp ). Jenis ikan dan reptil antara lain Glodok ( Glosogobius Giuris ), Udang Bakau, Kepiting, dan jenis-jenis ular berbisa dan biawak.
Kasudin Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Utara, Suwarto menjelaskan, letak TMA tidak terlalu jauh dari Taman Suaka Marga Satwa Muara Angke ( TSMMA ) yang merupakan kawasan hutan bakau ( mangrove ) dipesisir Utara Jakarta. Taman ini merupakan lahan basah yang di dominasi tumbuhan mangrove.
“Betapa pentingnya mangrove untuk dilestarikan dalam ekologis hutan. Karena tumbuhan tersebut memang bermanfaat untuk menekan instruksi air laut terhadap daratan, sehingga bencana banjir dapat dicegah sedini mungkin,”ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar