Rabu, 03 Juni 2015

Crisis Center Pelabuhan Dibentuk

Jakarta-Memperlancar arus barang dan menurunkan waktu dwelling time, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan akan membentuk Crisis Center di pelabuhan-pelabuhan utama, salah satunya di Pelabuhan Tanjung Priok.

Menurut Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, Boby R. Mamahit, Crisis Center akan diisi perwakilan seluruh instansi yang beroperasi di pelabuhan.
"Nantinya, jika ada permasalahan yang harus dikoordinasikan, akan mempercepat pengambilan langkah-langkah,"kata Boby, di Jakarta, baru-baru ini.

Hal ini lanjut Boby terungkap saat Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan melakukan sidak di Pelabuhan tanjung Priok, beberapa waktu lalu.

Saat ini, menurut Boby, dweliling time di Pelabuhan Tanjung Priok sudah sekitar 5,7 hari. Target itu bisa turun ke kisaran empat hari, sehingga bisa menekan biaya logistik nasional.

Seperti diketahui, biaya logistik nasional sekarang sekitar 24 persen dari PDB Indonesia. Jumlah itu yang tertinggi dibandingkan negara-negara Asean. Salah satu penyebabnya adalah masih tingginya dwelling time di pelabuhan.

Berusaha keras untuk menekan dwelling time dan memangkas habis biaya siluman yang memberatkan dunia usaha. Salah satu yang akan dilakukan dengan membentuk Crisis Center tersebut.

"Jika ada masalah di pelabuhan, bisa memperoleh langkah alternatif untuk menyelesaikannya,"tutur Boby.

Rencana menurunkan biaya logistik, sesuai dengan keinginan Presiden, agar daya saing Indonesia terhadap pihak asing semakin tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar