Selasa, 08 Januari 2013

Cuaca Buruk, Nelayan Alih Profesi


Jakarta-Cuaca buruk yang melanda ibukota Jakarta dalam beberapa bulan terakhir, membuat puluhan ribuan nelayan di Kota Administrasi Jakarta Utara memilih tidak melaut. Pasalnya, kondisi tersebut berdampak dengan menurunnya hasil tangkapan nelayan. Alhasil, untuk sementara nelayan tersebut kehilangan mata pencahariannya, sehingga mereka terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.Kirno ( 22 ), salah satu nelayan di Perkampungan Nelayan Cilincing mengatakan sejak 10 hari yang lalu, ratusan nelayan sudah tidak ada yang berani melaut lagi ,lantaran adanya cuaca buruk dan angin baratan yang melanda Jakarta Utara. 

"Sudah sebulan lalu cuaca tidak bersahabat. Bahkan, Jumat (4/1) kemarin ada satu nelayan ada yang tewas digulung ombak. Makanya sekarang nelayan kapal kecil tidak berani melaut karena cuaca buruk dan angin baratan," ujar Kirno, Selasa (8/1).

Untuk menutupi kebutuhan sehari-harinya, lanjut Kirno, dirinya terpaksa beralih profesi sebagai penjual ikan di tempat pelelangan ikan di Cilincing dengan penghasilan Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu perharinya. Bahkan, sejumlah nelayan lainnya ada yang mengutang demi menutupi kebutuhan hidupnya.

Meski begitu, menurut Kirno, tak seluruh nelayan di Cilincing yang tidak berani melaut. Pasalnya, nelayan yang memiliki kapal besar berani melaut. Namun, sejak masuknya cuaca buruk, nelayan hanya bisa berhasil menangkap ikan sebanyak 2 kwintal. Padahal, sebelumnya bisa mencapai 1 ton di saat cuaca tengah bagus.

"Sebelumnya kalau cuacanya bagus, penghasilan nelayan bisa mencapai Rp 1,6 juta sehari. Tapi, sekarang pas cuaca buruk menjadi Rp 500 ribu. Belum lagi dipotong biaya modal perbekalan selama di laut Rp 350 ribu sehari. Biasanya melaut di Pulau Damar dan Pulau Seribu. Ya, harapannya pemerintah bisa memperhatikan nasib nelayan. Apalagi, cuaca buruk ini," harap Kirno, Rabu (08/01/2013).

Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) DKI Jakarta, Yan Winatasasmita mengatakan sejak bulan Desember tahun lalu atau mulai masuknya musim baratan ini, sangat berdampak khususnya nelayan yang menggunakan kapal kecil berukuran dibawah 10 gros ton (GT) tidak bisa melaut. Sedangkan, kapal diatas 20 GT masih bisa melaut.

( Amin Hidayat )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar