Sabtu, 29 Maret 2014

Ratusan Umat Hindu Jabodetabek Melakukan Upacara "Melasti"


Jakarta-Umat Hindu di Jabodetabek ( Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi ) menggelar upacara Melasti di Pure Segara, Kelurahan Cilincing, Cilincing, Jakarta Utara ( Jakut ), Sabtu (28/3/2014).

Upacara itu merupakan tradisi menjelang Hari Raya Nyepi 2014/1936 Caka yang jatuh pada Senin, 30 Maret 2014 mendatang.

"Upacara Melasti ini merupakan simbol penyucian diri para umat Hindu sebelum memasuki Hari Raya Nyepi. Penyucian diri pribadi manusia serta alam agar saat Hari Raya Nyepi, kita dalam keadaan suci lahir dan batin," jelas Ketua Suka Duka Hindu Dharma DKI Jakarta, Erlangga Matik. 

 

Dijelaskan Erlangga, sebelum upacara digelar, seluruh umat Hindu melakukan sembahyang di Pura Rawamangaun, Jakarta Timur. 

 

Melasti itu sendiri disimbolisasikan dengan labuhan sesaji ke laut serta menyucikan arca, pratima, nyasa dan pralingga sebagai wujud atau Sthana Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya.

"Penyucian diri  tersebut juga bertujuan agar alam raya beserta isinya di dunia ini terjaga kelestariannya dan dijauhkan dari segala malapetaka," tutur Erlangga.

Erlangga melanjutkan, tepat saat pelaksanan Nyepi nanti, umat Hindu tidak boleh melakukan empat hal (catur Berata), yaitu menyalakan api (amati geni), aktivitas kerja (amati karya), bersenang-senang (amati lelanguan) dan berpergian (amati lelungaan).

Dalam kesenyapan hari suci itu, menurut Erlangga, umat Hindu melaksanakan mawas diri, menyatukan pikiran, serta menyatukan cipta, rasa, dan karsa, menuju penemuan hakikat keberadaan diri dan intisari kehidupan semesta.

"Selain itu, umat juga melaksanakan puasa (Berata penyepian upawasa), tidak berkomunikasi (mona brata) dan tidak tidur (jagra)," tambah Erlangga. 

 

Walikota Jakut, Heru Budi Hartono yang hadir dalam kegiatan tersebut, menuturkan, upacara Melasti dilaksanakan oleh umat Hindu dalam rangka Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1936 ini sebagai wadah introspeksi diri dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk mensucikan diri dan mensucikan alam semesta.

 

Umat Hindu di DKI Jakarta, masih kata walikota, merupakan bagian tidak terpisahkan dari subyek maupun obyek pembangunan di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Sebagai subyek umat Hindu harus berperan aktif dalam memberikan masukan yang positif kepada Pemerintah. Dan, sebagai obyek pembangunan umat Hindu juga harus bisa mentaati peraturan pemerintah di segala bidang. 

 

Sebagai bangsa yang majemuk, umat Hindu juga harus bisa membawa suasana tentram, damai di masyarakat, kerukunan antar umat beragama masih menjadi kunci pokoknya, Jakut merupakan barometer Nasional, maka dari itu saya mengajak kepada semuanya melalui Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1936 ini menuju pribadi yang lebih baik menjadi Hamba Tuhan yang sejati. 

 

Dalam menghadapi pemilu 2014, tetaplah dijaga kebersamaan, kekompakan diantara warga, walaupun berbeda pilihan dan partai. Oleh karenanya, jadilah umat Hindu yang dapat membawa suasana dingin dan damai sehingga Jakut dalam kondisi aman terkendali, tambah walikota.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar