Senin, 10 Maret 2014

Lagi, Gubernur tengok Waduk Marunda


Jakarta-Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) kembali blusukan ke RW 02, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (10/3/2014). Blusukan ini merupakan kunjungan ketiga Jokowi. Ternyata, untuk kali ketiga pula Jokowi mendapat protes yang sama dari warga setempat.

Saat berjalan menyusuri jalan hendak menuju lokasi pembuatan Waduk Marunda, seorang warga menghampiri sang gubernur. Ia meminta kejelasan kapan lahannya dibebaskan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk pembuatan waduk 56 hektare itu.

"Masyarakat minta kejelasan Pak, kapan kita dibayar. Nanti lama enggak ada kabar kita digusur lagi Pak," celetuk seorang warga.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Jokowi juga memberikan jawaban yang sama dengan dua kesempatan sebelumnya. Jokowi mengatakan, pembayaran kepada warga terhambat oleh belum selesainya evaluasi APBD 2014 di Kementerian Dalam Negeri.

Meskipun demikian, Jokowi memastikan bahwa APBD2014 sudah bisa diserap untuk pembayaran secepatnya.

"Ini kan APBD-baru dikembalikan, Jumat kemarin. April paling ndak dibayar. Ini memang masyarakatnya yang ngejar-ngejar kita kapan mau bayar," ujar Jokowi.

Berdasarkan data di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, pembuatan waduk itu memerlukan pembebasan lahan yang dihuni 300 kepala keluarga (KK).

Bulan Januari 2014 lalu, Pemerintah Kota Jakarta Utara telah membebaskan lahan yang ditempati 150 KK. Seratus lima puluh kepala keluarga sisanya tertunda karena dana dari APBD 2013 untuk pembebasan lahan itu telah habis.

Pembebasan lahan pada bulan Januari lalu itu menelan dana anggaran Rp 15 miliar. Pembebasan lahan berikutnya diperkirakan juga menghabiskan besaran dana yang sama.

Sepuluh orang

Seusai mengujungi pembuatan Waduk Marunda, dalam kesempatan itu juga, Jokowi menyempatkan diri meninjau rumah pertanaian hidroponik di halaman rusun Marunda.

Untuk mengelola rumah hidroponik tersebut, Jokowi menjelaskan, Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta telah membuat rumah hidroponik di rusun Marunda. Sepuluh warga yang berasal dari rusun ini telah dipilih serta dipercaya untuk mengelola pertanian rumah hidroponik tersebut. 

Lebih jauh, Jokowi mengatakan bahwa sistem hidroponik cocok untuk pengembangan urban farming di DKI. Hal ini mengingat, lahan di Ibu Kota sangat terbatas. Hidroponik sendiri berarti budidaya tanaman yang hanya memanfaatkan air serta tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.

"Kita harus jadiin ini contoh bahwa pertanian itu harus arahnya ke sini. Ndak tradisional melulu. Pertanian harus mengedepankan teknologi," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar