Kamis, 23 Juli 2015

Sampah Bernilai Ekonomis

Jakarta-Persoalan sampah masih menjadi pekerjaan rumah bagi aparat pemerintah DKI Jakarta maupun masyarakat.

Bicara tentang kebersihan tidak jauh dari sampah. Yang berbeda, menurut Kepala Suku Dinas Kebersihan, Bondan Diah Ekowaty adalah cara pandang kita tentang sampah. Menurut dia, sampah adalah sebagai sumber uang dan bernilai ekonomis.

Untuk melihat sampah bernilai ekonomis,  dalam hal ini cukup mudah yakni dengan cara melaksanakan pemilihan sampah dari rumah kita masing-masing, yakni dengan cara menyiapkan tiga tempat sampah yakni, sampah organik (sisa sayuran, dedaunan, dan lain-lain).

Kedua, sampah non organik ( sampah plastik, sisa bungkus deterjen, dan lain-lain) , serta sampah B3 ( berbahya) seperti sisa botol, semprot atau obat nyamuk, atau batu batery bekas. Untuk jumlah sampah B3 di rumah tangga, jumlahnya sangat kecil.
Setelah dilakukan pemilahan, untuk sampah organik dalam hal ini dapat kita olah menjadi pupuk.Sedangkan untuk sampah non orgnaik dapat kita bawa ke bank sampah, dibank sampah, sampah tersebut di timbang, selanjutnya ditabung, atau bisa di tukar menjadi uang.

"Sesuai dengan Undang-Undang No. 8 tahun 2008, persoalan sampah menjadi tanggung jawab aparat pemerintah, masyarakat, dan juga dunia usaha,"kata Bondan



     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar