Kamis, 03 Januari 2013

Bank Sampah Langkah Kecil Dari Kapuk Muara



Jakarta-Warga Kelurahan Kapuk Muara Kecamatan Penjaringan Kota Administrasi Jakarta Utara kini sudah tidak menganggap sampah sebagai momok yang menakutkan, mengingat saat ini warga Kapuk Muara sedang giatnya mencari sampah terutama plastik bekas botol dan minuman ringan, kaleng serta kemasan makananan bernilai ekonomis, guna ditimbang di bank sampah Masyarakat Peduli Sampah Sejahtera (MAPESS) yang telah berdiri sejak tahun 2011 lalu yang di rintis oleh Munir, di Jalan di Jalan Vikamas 2 RT 002 RW 03 Kapuk Muara, Jakarta Utara. Bank Sampah Mappes adalah merupakan satu binaan dari PT. Pertamina melalui program Community Social Responsibility (CSR).

Erni (37), warga RW 005 Kelurahan Kapuk Muara, merasakan betul hadirnya bank sampah MAPPES dan perubahan itu. Di depan rumahnya, tergantung sekarung sampah siap timbang, hasil pengumpulan selama sepekan. Dalam tiga bulan keikutsertaannya, Erni telah menabung sampah senilai Rp 100.000. Dengan rata-rata harga sampah Rp 2.000 per kg, nilai tabungan Erni sebanding dengan 50 kg sampah. Uang itu bisa sewaktu-waktu dicairkan untuk membeli barang keperluan sehari-hari.

Selain Eni, ibu-ibu di kampung itu tak pernah membiarkan sampah teronggok di jalan, selokan, bahkan tempat-tempat yang sulit terjangkau tangan. Pelan tapi pasti, tanpa instruksi, warga memungut apa pun jenis sampah yang ada. Lingkungan pun jadi bersih.

Perintis Bank Sampah MAPPES, Munir menjelaskan bank sampah saaat berrdiri hnaya mempunyai sembilan orang, nasabah Munir terus bertambah dan kini 140 nasabah dengan dana terkumpul Rp 1,9 juta.
"Sebagian keuntungan kami bagi ke nasabah dalam bentuk gula pasir dan keperluan lain. Tak sedikit warga yang terbantu karena punya tabungan. Lingkungan bersih, pendapatan bertambah," kata Munir. .
Bank sampah rintisan Munir berkembang pesat. Lurah Kapuk Muara saat itu, Roni Jarpiko, turun membantu Munir mencari lahan untuk pendirian bank sampah. Roni menunjuk 800 meter persegi lahan berupa rawa yang menjadi aset kelurahan.

Gayung bersambut, bantuan juga datang dari pihak lain, terutama PT Pertamina dan Institut Pertanian Bogor. Keduanya antara lain membangun bank sampah plus modal dan pendampingan, menyumbang unit pengolah kompos dan mesin pengolah sampah nonorganik, serta kendaraan penampung sampah.

Selain Munir, beberapa relawan membantu Munir menjalankan bank sampah. Mereka antara lain, Aris (32) dan Midi (17) yang membantu mengangkut, memilah, dan mengolah sampah; Eva Susanti (32) mengelola administrasi; serta Tedy (21) sebagai tenaga teknologi informasi.

Teks  Foto : Munir sedang mengolah sampah menjadi pupuk di Bank Sampah MAPPES. Foto dikutip dari inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar