Minggu, 08 Maret 2015

Tekan Sampah, Warga dan Aparat RBS Buat Kompos



Jakarta-Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara mendorong warganya untuk memproduksi pupuk kompos dari sampah organik seperti dari dedaunan, langkah ini dilakukan guna menekan jumlah sampah yang dibuang ke lingkungan sekitar termasuk ke Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. 

Lurah Rawa Badak Selatan, Sutarjo mengatakan, sampah dapat dimanfaatkan secara optimal, contohnya sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik atau kompos.

"Penggunaan sampah kota sebagai bahan baku dalam proses pengkomposan sejalan dengan peningkatan sampah yang dibuang, sebagai akibat dari perubahan aktivitas yang dilakukan masyarakat," katanya, saat membuat kompos bersama warga, di Kantor Kelurahan Rawa Badak Selatan, Minggu (08/03/2015). 

Dia menambahkan, keuntungan yang diperoleh dari pengolahan sampah adalah teratasinya masalah lingkungan serta diperolehnya pupuk organik yang bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas tanaman.

"Mengelola sampah organik menjadi kompos merupakan pola hidup hijau yang dapat kita laksanakan," kata dia.

Menurut dia, jika sampah tidak dikelola dengan baik maka akan terjadi masalah lingkungan yang sangat merugikan. "Sampah yang menumpuk dan membusuk di dekat tempat tinggal kita dapat menjadi sarang penyakit yang dapat mengganggu kesehatan," ujar dia.

Selain itu, lanjut dia, estetika lingkungan menjadi terganggu karena terkontaminasi oleh pemandangan tumpukan sampah dan bau busuk yang menyengat. "Jumlah sampah yang melimpah dapat menimbulkan masalah yang cukup rumit," katanya menambahkan.

Pada sisi lain, dia menambahkan, sampah jika tidak dikelola dengan baik sering menimbulkan masalah, seperti sulitnya mencari lahan baru untuk tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.

Kemudian, Sutarjo  mengatakan, sampah yang membusuk menghasilkan gas yang berbau tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan.

"Oleh karena itu saya berharap mulai sekarang kita sudah punya komitmen untuk memisahkan sampah organic, sampah non organic dan sampah berbahaya (B3)," ajaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar